Selasa, 29 Oktober 2013

Ringkasan Materi Konfrontasi Malaysia - Indonesia IPS Kelas IX


      1.        Muncul rancana Negara Federasi Malaysia yang terdiri atas Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei Darussalam & Sabah
      2.       Rencana ini ditentang oleh RI (Presiden Soekarno) dan Filipina
      3.       Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukan beberapa usaha erikut, yaitu
Ø  9 – 17 April 1963, diadakan Konferensi wakil menteri luar negeri Indonesia, Malaya, dan Filiphina
Ø  31 Mei – 1 Juni 1963, Perdana Menteri Malaya mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno
Ø  1 – 11 Juni 1963, diadakan Konferensi Menteri – menteri luar negeri Indonesia, Malaysia, dan Filiphina di Manila
      4.        Semua usaha itu dilakukan untuk memecahkan masalah Malaysia
      5.       9 Juli 1963, Perdana Menteri Malaya menandatangani dokumen pembentukan Federasi Malaysia yang   menyimpang dari pengertian bersama saat mengadakan pertemuan 3 Menteri Luar Negeri di Manila
      6.       Akhirnya Indonesia melakukan Konfrontasi terhadap Malaysia, yaitu
Ø  17 – 09 – 1963 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik antara 2 negara
Ø  02 – 09 – 1963 Indonesia memutuskan hubungan ekonomi dengan Malaya, Singapura, Serawak dan Sabah
Ø  Akhir tahun 1963, Indonesia mendukung rakyat Kalimantan Utara dalam melawan Neokolonialisme Inggris
Ø  03 – 04 – 1964 Ir. Soekarno mengeluaran Dwi Komando Rakyat (Dwikara) yang isinya :
a)      Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
b)      Bantu perjuangan Negara Singapura, Serawak, Brunei, & Sabah yang revolusioner dan gagalkan rencana Negara Boneka Malaysia
      7.       Usaha – usaha ini berdampak sangat buruk bagi Indonesia, karena hubungan internasionalis Indonesia menjadi sempit

Ringkasan Materi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Kelas IX SMP


Sejarah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Setalah konstituante gagal menetapkan undang-undang Dasar 1945 menjadi Konstitusi Republik Indonesia. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di istana merdeka pada tanggal 5 Juli 1959, pukul 17.00. Sejarah dekrit presiden 5 Juli 1959.

Alasan Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
· Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia.
·  Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
·     Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
·  Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.
·    Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional
·      Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat sementara sulit sekali untuk.
·    Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan segala cara agar tujuan partainya tercapai.

Tujuan Dekrit 5 Juli 1959
Tujuan dikeluarkan dekrit adalah untuk menyelesaikan masalah negara yang semakin tidak menentu dan untuk menyelamatkan Negara

Isi Dekrit 5 Juli 1959
Adapun isi dari dekrit presiden 5 Juli 1959 adalah:
·       Pembubaran Konstituante;
·       Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950;
·       Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ini mendapat dukungan dari lapisan masyarakat Indonesia. Kasad (kepala staf Angkatan Darat) memerintahkan kepada segenap personil TNI untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit tersebut. Mahkamah Agung membenarkan dekrit tersebut. DPR dalam sidangnya tertanggal 22 Juli 1959 secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk terus bekerja dengan berpedoman pada UUD 1945.

Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat sambutan positif dari seluruh lapisan masyarakat yang sudah jenuh melihat ketidakpastian nasinal yang mengakibatkan tertundannya upaya pembangunan nasional. Dukungan spontan tersebut menunjukkan bahwa rakyat telah lama mendambakan stabilitas politik dan ekonomi. Semenjak pemerintah Republik Indonesia menetapkan dekrit presiden 5 Juli 1959, indonesia memasuki babak sejarah baru, akni berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka Demokrasi terpimpin.

Menurut UUD 1945, Demokrasi terpimpin  mengandung pengertian kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Yang dimaksud permusyawaratan/perwakilan adalah MPR sebagai pemegang kedaulatan. Dengan demikian harus dimaknai bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat dan tehnisnya sepenuhnya dilaksanakan oleh MPR.

Dalam perkembangan selanjutnya, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ditindak lanjuti dengan penataan bidang politik, sosial-ekonomi dan pertahanan keamanan. Sebagai realisasinya, pada tanggal 20 Agustus 1959, Presiden Soekarno menyampaikan surat No. 2262/HK/59 kepada DPR yang isinya menekankan kepada kewenangan presiden untuk memberlakukan peraturan negara baru. . atas dasar peraturan tersebut, Presiden soekarno kemudian membentuk lembaga-lembaga negara, seperti MPRS, DPAS, DPR-GR, Kabinet kerja dan Front nasional.

Dampak Dikeluarkannya Dekrit 5 Juli 1959
Dampak Positif
Dampak positif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah sebagai berikut.
·       Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan.
·       Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara.
·    Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi Parlemen tertertunda pembentukannya.

Dampak Negatif
Dampak negatif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah sebagai berikut.
·  Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
·    Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan berlanjut sampai Orde Baru.
·  Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.

Ringkasan Tentang Materi Pemilu 1955 Kelas IX



    1.       29 – 09 – 1955
    Ø  Pemilu untuk memilih anggota MPR & DPR
    Ø  Di ikuti oleh 29 partai politik dan individu
    Ø  Partai Yang ikut :
1.       Partai Nasional Indonesia (PNI)
2.       Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia)
3.       Nahdlatul Ulama
4.       Partai Komunis Indonesia (PKI)
5.       Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
6.       Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
7.       Partai Katolik
8.       Partai Sosialis Indonesia (PSI)
9.       Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
10.   Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
11.   Partai Rakyat Nasional (PRN)
12.   Partai Buruh
13.   Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
14.   Partai Rakyat Indonesia (PRI)
15.   Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
16.   Murba
17.   Baperki
18.   Persatuan Indonesia Raya (PIR Wongsonegoro)
19.   Grinda
20.   Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
21.   Persatuan Daya
22.   PIR Hazairin
23.   Partai Persatuan Tharikah Islam (PPTI)
24.   AKUI
25.   Persatuan Rakyat Desa (PRD)
26.   Partai Republik Indonesia Merdeka (PRIM)
27.   Angkatan Comunis Muda (Acoma)
28.   R. Soedjono Prawiri Soedarso
29.   Lain - lain
2.       15 – 12 – 1955
    Ø  Pemilu untuk memilih anggota Konstituante
    Ø  Diikuti 35 Part Politik dan Individu
    Ø  Partai Yang ikut :
1.       Partai Nasional Indonesia (PNI)
2.       Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia)
3.       Nahdlatul Ulama
4.       Partai Komunis Indonesia (PKI)
5.       Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
6.       Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
7.       Partai Katolik
8.       Partai Sosialis Indonesia (PSI)
9.       Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
10.   Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
11.   Partai Rakyat Nasional (PRN)
12.   Partai Buruh
13.   Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
14.   Partai Rakyat Indonesia (PRI)
15.   Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
16.   Murba
17.   Baperki
18.   Persatuan Indonesia Raya (PIR Wongsonegoro)
19.   Grinda
20.   Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
21.   Persatuan Daya
22.   PIR Hazairin
23.   Partai Persatuan Tharikah Islam (PPTI)
24.   AKUI
25.   Persatuan Rakyat Desa (PRD)
26.   Partai Republik Indonesia Merdeka (PRIM)
27.   Angkatan Comunis Muda (Acoma)
28.   R. Soedjono Prawiri Soedarso
29.   Gerakan Pilihan Sunda
30.   Partai Tani Indonesia
31.   Radja Keprabonan
32.   Gerakan Benteng Republik Indonesia
33.   PIR NTB
34.   L.M. Idrus Effendi
35.   Lain – Lain


Ringkasan Materi Pergolakan Pasca Kemerdekaan IPS Kelas IX SMP


            1.       PKI Madiun 1948

Ø  Dipimpin MUSO

Ø  Pada tanggal 18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun.

Ø  Tujuannya ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis.


Ø  Pemberontakan ini menyebar hampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO

            2.       DI / TII Jawa Barat
Ø  Dipimpin Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo
Ø  Penyebabnya Karena tidak setuju terhadap isi perjanjian  Renville
Ø   Sewaktu TNI pergi ke daerah DIY ( Yogyakarta ) Sekarmaji dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar Negara
Ø  Karena itu Sekarmaji memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI )
            3.       DI / TII Jawa Tengah
Ø  Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu
Ø   Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI
Ø   Namun setelah banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
            4.       APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Ø  Dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL.
Ø   Tujuannya agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara Pasundan tidak dibubarkan /dilebur ke dalam NKRI.
            5.       Andi Azis
Ø  Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan
Ø  Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI.
Ø Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
             6.       RMS (Republik Maluku Selatan)
Ø  Dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara Indonesia Timur )
Ø  Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950
Ø  Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet
Ø  Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.
  7.   PRRI/PERMESTA (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) ( Piagam Perjuangan Rakya t  Semesta )
Ø  PRRI Dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
Ø  Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan.
Ø  Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
            8.       G 30 S/PKI

Ø  Dipimpin DN Aidit

Ø  Berhasil Membunuh 7 Perwira tinggi
Ø  PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1.  Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2.  Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3.  Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.